Mengapa negara produsen kakao kurang memiliki keunggulan atas produk coklat? Sungguh ironis bukan?

Anda tahu bahwa coklat merupakan salah satu jenis makanan yang sangat disukai oleh banyak orang di seluruh dunia. Tidak hanya sebagai camilan yang lezat, coklat juga sering dijadikan bahan dasar untuk berbagai macam makanan dan minuman seperti kue, es krim, minuman hangat, dan lain sebagainya. 

Negara yang terkenal dengan produk coklatnya

Beberapa negara terkenal dengan produksi coklatnya yang sangat berkualitas dan terkenal di dunia, seperti Swiss, Belgia, dan Amerika Serikat.

  • Swiss 

Dikenal sebagai salah satu produsen coklat terbaik di dunia. Coklat Swiss terkenal dengan teksturnya yang lembut dan halus, serta rasa yang kaya dan khas. Hal ini disebabkan oleh proses pembuatan coklat yang sangat hati-hati dan menggunakan bahan-bahan berkualitas tinggi. Salah satu merek coklat Swiss yang terkenal di seluruh dunia adalah Lindt.

 

  • Belgia

Juga terkenal sebagai produsen coklat terbaik di dunia. Coklat Belgia terkenal dengan kekayaan rasa yang kuat dan variatif, serta tekstur yang halus dan lembut di lidah. Hal ini disebabkan oleh proses pembuatan coklat yang rumit dan membutuhkan keterampilan khusus. Salah satu merek coklat Belgia yang terkenal di seluruh dunia adalah Godiva.

 

  • Amerika Serikat

Merupakan produsen coklat terkenal, dengan beberapa merek yang terkenal di seluruh dunia seperti Hershey’s dan Ghirardelli. Coklat Amerika Serikat terkenal dengan keberagaman rasa dan jenisnya, mulai dari coklat susu, coklat hitam, hingga coklat dengan tambahan rasa buah-buahan dan rempah-rempah

Namun faktanya, ketiga negara tadi bukan produsen kakao yang merupakan bahan dasar produk coklat.

Baik Swiss, Belgia, dan Amerika Serikat semuanya tidak memiliki wilayah tropis yang cukup untuk menanam kakao secara komersial. Oleh karena itu, mereka memasok kakao dari negara-negara produsen kakao lainnya seperti Pantai Gading, Ghana, Brasil, dan Indonesia.

Mengapa mereka bisa unggul dan terkenal dengan produk coklatnya?

Swiss, Belgia, dan Amerika Serikat memiliki industri pengolahan coklat yang sangat maju dan berkembang. Mereka menggunakan bahan baku kakao berkualitas tinggi dari negara-negara produsen kakao lainnya untuk membuat coklat dengan kualitas yang sangat baik dan inovatif.

Ini dikarenakan mereka memiliki akses ke teknologi dan sumber daya yang diperlukan untuk menghasilkan coklat dengan kualitas tinggi dan inovatif. Mereka juga memiliki industri pengolahan coklat yang berkembang dan memiliki merek dan pasar yang mapan. Hal ini memungkinkan mereka untuk memiliki kontrol atas harga dan nilai tambah produk mereka, serta memasarkan produk mereka secara efektif ke seluruh dunia.

Kendala apa yang menghambat adopsi teknologi tinggi pengolahan Coklat

Negara-negara produsen kakao seperti Indonesia sebenarnya telah berupaya untuk mengadopsi teknologi tinggi dalam pengolahan kakao dan produksi coklat untuk meningkatkan kualitas produk coklat. Namun, meskipun teknologi tersebut tersedia, ada beberapa faktor yang masih menghambat negara produsen kakao untuk mengimpor teknologi tersebut dari negara lain, seperti:

  • Biaya

Biaya impor teknologi tinggi biasanya mahal dan dapat menjadi beban bagi negara produsen kakao yang masih berkembang.

 

  • Kapasitas Produksi

Pabrik pengolahan kakao yang sudah ada mungkin tidak memadai untuk menampung teknologi baru, sehingga diperlukan investasi tambahan untuk membangun pabrik baru atau mengupgrade pabrik yang sudah ada.

 

  • Pengetahuan

Keterbatasan dalam pengetahuan dan keterampilan tenaga kerja dalam penggunaan teknologi baru dapat menghambat efektivitas penggunaan teknologi baru.

 

  • Regulasi

Regulasi dan perizinan yang kompleks atau kurang jelas dapat memperlambat atau bahkan menghambat impor teknologi baru.

Peningkatan kualitas produk dan penguasaan pasar coklat 

Untuk meningkatkan kualitas produk coklat dan agar bisa menguasai pasar coklat terutama di dalam negeri, berikut yang perlu dilakukan:

  • Investasi dalam pengolahan kakao dan produksi coklat

Negara produsen kakao perlu melakukan investasi dalam pembangunan infrastruktur dan teknologi pengolahan kakao yang modern dan efisien. Hal ini akan meningkatkan kualitas produk coklat mereka dan mengurangi biaya produksi.

 

  • Peningkatan kualitas tanaman kakao 

Negara produsen kakao perlu memperhatikan kualitas tanaman kakao yang mereka hasilkan. Hal ini dapat dilakukan melalui pengembangan varietas kakao yang lebih unggul dan memperbaiki teknik budidaya kakao, termasuk pengelolaan kebun kakao dan pemupukan.

 

  • Peningkatan kualitas tenaga kerja 

Negara produsen kakao perlu meningkatkan kualitas tenaga kerja mereka, khususnya dalam hal pengetahuan dan keterampilan pengolahan kakao. Pelatihan dan pendidikan tentang teknik pengolahan kakao dapat membantu meningkatkan kualitas produk coklat yang dihasilkan.

 

  • Dukungan dari pemerintah 

Pemerintah negara produsen kakao perlu memberikan dukungan yang cukup untuk meningkatkan produksi coklat domestik. Ini dapat dilakukan melalui program subsidi untuk petani kakao, pengembangan permodalan untuk industri coklat, dan kebijakan tarif impor yang menguntungkan produk coklat lokal.

 

  • Inovasi dan diferensiasi produk

Negara produsen kakao perlu mengembangkan inovasi dalam produk coklat mereka untuk membedakan dari pesaing dan menarik konsumen. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai variasi rasa, pengemasan produk yang menarik, atau penambahan bahan-bahan khusus dalam produk coklat.

 

  • Peningkatan promosi dan pemasaran

Negara produsen kakao perlu meningkatkan promosi dan pemasaran produk coklat mereka agar lebih dikenal di dalam negeri. Promosi dapat dilakukan melalui pameran atau event khusus, sedangkan pemasaran dapat dilakukan melalui media sosial dan penjualan online

Produk coklat Indonesia yang masuk pasar global

Banyak produk coklat dari Indonesia yang sudah berhasil masuk ke pasar global. Beberapa di antaranya antara lain:

  • Coklat Silverqueen

Adalah merek coklat batangan yang diproduksi oleh PT Ceres Meiji Indotama, anak perusahaan dari Meiji Holdings Co. Ltd asal Jepang, yang beroperasi di Indonesia sejak 1972.  

Silverqueen telah diekspor ke berbagai negara di Asia, Eropa, dan Amerika, seperti Singapura, Malaysia, Brunei, Hong Kong, Taiwan, Jepang, Korea, Australia, Belanda, dan Amerika Serikat.

  • Coklat Delfi

Delfi merupakan merek coklat yang diproduksi oleh PT Ceres Delfi Chocolates, anak perusahaan dari Barry Callebaut Group asal Belgia, yang beroperasi di Indonesia sejak 1956. Produk-produk coklat Delfi telah diekspor ke berbagai negara di Asia, Eropa, Amerika, dan Afrika.

  • Coklat Pipiltin Cocoa

Pipiltin Cocoa adalah merek coklat premium yang diproduksi oleh PT Pipiltin Cocoa Utama, sebuah perusahaan asal Indonesia yang berbasis di Jakarta. Produk-produk coklat Pipiltin Cocoa telah dijual ke berbagai negara, seperti Australia, Jepang, Hong Kong, dan Singapura.

  • Coklat Krakakoa

Krakakoa adalah merek coklat premium yang diproduksi oleh PT Krakakoa Artesanal Coklat, sebuah perusahaan asal Indonesia yang berbasis di Bali. Produk-produk coklat Krakakoa telah diekspor ke berbagai negara, seperti Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.

  • Coklat Pipper Chocolate

Pipper Chocolate adalah merek coklat organik yang diproduksi oleh PT Pipper Standard International, sebuah perusahaan asal Indonesia yang berbasis di Bali. Produk-produk coklat Pipper Chocolate telah dijual ke berbagai negara, seperti Jepang, Korea Selatan, dan Singapura.

  • Coklat Monggo

Monggo adalah merek coklat yang diproduksi oleh PT Mutu Gading Tekstil, sebuah perusahaan asal Indonesia yang berbasis di Solo, Jawa Tengah. Produk-produk coklat Monggo telah diekspor ke berbagai negara, seperti Jepang, Taiwan, dan Korea Selatan.

Kehadiran produk-produk coklat Indonesia di pasar global menunjukkan bahwa coklat Indonesia memiliki potensi untuk bersaing di pasar internasional. Hal ini dapat menjadi motivasi bagi pelaku industri coklat di Indonesia untuk terus meningkatkan kualitas produk dan inovasi agar dapat memperluas pangsa pasar di dalam negeri maupun di pasar global.

Tantangan yang masih dihadapi produsen coklat lokal

Produk coklat lokal Indonesia memiliki peluang untuk berkembang dan bersaing di pasar global, namun masih terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh produsen coklat lokal, di antaranya:

  • Persaingan yang ketat

Industri coklat global sangat kompetitif, dengan banyak merek terkenal yang sudah mapan seperti Swiss, Belgia, dan Amerika Serikat. Produsen coklat lokal Indonesia harus berkompetisi dengan merek-merek ini dalam hal kualitas, inovasi, dan harga agar dapat memenangkan persaingan.

  • Ketergantungan pada impor bahan baku

Meskipun Indonesia merupakan salah satu produsen kakao terbesar di dunia, namun sebagian besar kakao yang dihasilkan masih diekspor mentah-mentah. Hal ini membuat produsen coklat lokal Indonesia harus mengimpor bahan baku kakao dari negara lain untuk memproduksi coklat. Ketergantungan pada impor bahan baku dapat menyebabkan fluktuasi harga yang tidak stabil dan mempengaruhi kualitas produk.

  • Kurangnya investasi dan pengembangan

Produsen coklat lokal Indonesia masih mengalami kendala dalam hal investasi dan pengembangan. Meskipun beberapa produsen coklat lokal telah berhasil masuk pasar global, namun masih banyak produsen coklat lokal yang kesulitan mengakses pendanaan dan teknologi untuk memperbaiki kualitas produk dan meningkatkan daya saing.

  • Masalah regulasi

Produsen coklat lokal Indonesia juga masih dihadapkan pada masalah regulasi yang berbelit-belit dan kurang jelas. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan dalam proses perizinan dan penjualan produk, sehingga menghambat kemajuan industri coklat lokal Indonesia.

Meskipun demikian, peluang pasar coklat lokal di Indonesia masih cukup besar, terutama dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya konsumsi produk lokal. Produsen coklat lokal Indonesia dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan mengembangkan produk coklat yang berkualitas, inovatif, dan dapat memenuhi kebutuhan pasar lokal maupun internasional

Tagged in: